Review Buku Mantapkan Move On bersama Allah

 

Kali ini aku mau mereview buku yang bertemakan cinta. Eitss, tapi bukan tentang cinta yag lagi romantis-romantisnya.. huhu tapi tentang bagaimana caranya melupakan cinta alias MOVE ON. So, langsung aja yukk, cekidottt...

Buku yang berjudul "Mantapkan Move On bersama Allah" merupakan karya dari seorang penulis bernama Anha Hariana. Buku ini cocok banget dibaca buat kamu yang saat ini lagi merasakan indahnya #ehsalah maksudnya, sakitnya dikecewakan sama seseorang yang pernah hadir membawa sebongkah harapan. Tapi, tentu aja cuma harapan palsu 🤣(maaf curhat).

Covernya cukup sederhana, berwarna merah dengan judul yang berwarna putih. Menurutku warna sampul yang dipilih oleh penulis cukup tegas karena warna merah dikenal dengan warna yang penuh dengan keberanian. So, mungkin maksud si penulis memilih warna merah ingin menunjukkann bahwa move on itu harus memiliki ketegasan dan kemantapan hati agar tidak mudah terombang-ambing oleh perasaan galau xixixi..

Menurut penulis, buku ini ditulis berdasarkan pengamalan yang ada di sekitarnya. Jadi ga heran kalo kamu baca buku ini penulis sering menyebut kata-kata “berdasarkan pengalaman teman saya”. Yaa.. karena memang karya ini diciptakan bukan dari diri penulis sendiri , melainkan kisah orang lain yang memang ditujukan untuk pelajaran yang bisa diambil hikmahnya oleh siapapun yang membacanya 😊. Jadi, bahasa yang digunakan ya bahasa sehari-hari sehingga mudah dipahami. Tidak terlalu baku dan terkesan santai namun cukup interaktif untuk dibaca. Halamannya pun tidak terlalu tebal, sekitar 198 halaman. Hmm lumayan tipis, kan ?

Oyaa, dalam buku ini juga disebutkan kiat-kiat penyebab orang sulit untuk move on. Misalnya, sulit melupakan kenangan yang indah bersama mantan, kalo orang jawa sih bilangnya KSBB (bukan PSBB yaa ntar salah lagi 🤭). Apa tuh KSBB? KSBB adalah singkatan dari Kelingan Sek Biyen-Biyen (re: ingat yang dulu-dulu). Selain itu, buku ini juga memotivasi kita supaya bisa cepat move on dengan kiat-kiat jitu yang menurutku sangat bermanfaat. 

Sesuai dengan tema yang diusung oleh si penulis, yang berhubungan dengan agama. Tentunya buku ini juga diselingi dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang relevan sehingga motivasinya dapet, agamanya pun juga dapet 😊. Buku ini juga ga terlalu menye-menye sih karena lebih mengajak kita untuk bermain logika. Misalnya aja, penyebab orang sulit untuk move on karena selalu teringat dengan kenangan. Nah di dalam buku ini, si penulis mengajak kita untuk melupakan kenangan dengan berpikir menggunakan logika. Rugi enggak ya waktuku buat mikirin dia? Apa mungkin aku harus mengingat dia, sementara dia aja udah ninggalin dan mungkin sudah melupakan aku? Nah, yang kaya begini nih harus dipikirkan secara logis.

Selain itu, kita juga diajak untuk merenungi bahaya “pacaran” yang saat ini tengah marak dilakukan oleh generasi muda kita pada umumnya. Selain dari sisi agama yang melarang aktivitas tersebut karena ketidakhalalannya, keluarga pun bisa jadi terkena imbasnya. Loh, kok bisa ? karena pacaran sering kali bisa menyebabkan “lupa”nya diri seseorang terhadap keluarga. Mereka lebih memilih hangout dan berbagi cerita pada teman spesialnya dibandingkan dengan keluarga sendiri. Alhasil, hubungan mereka dengan keluarganya akan renggang. So, masuk akal kan ?

Selain itu, buku ini terdiri dari beberapa judil yang agak sedikit bikin galau, tapi juga diselingi dengan puisi di awal smaupun akhir. Bahasa puisinya pun cukup lugas dan memang sering dirasakan oleh para makhluk galau yang habis dip*tusin🤭.. Kalo menurutku hampir semua puisi cukup mengena sih karena yang emang pernah merasakannya #oops (maaf curhat lagi). Tapi ada puisi yang bener-bener bikin aku (bahkan mungkin juga kamu) merasa tegar dalam menghadapi kenyataan hehee.. salah satunya yang bunyinya seperti ini nih..

Saat kamu memutuskan untuk pergi,
untuk apa aku tetap bertahan dengan rasaku ?
Aku tahu cinta itu lahir dari rasa,
tapi bukankah logika juga  harus ada di dalamnya ?
Saat ini aku tak ingin mengandalkan rasa.
Cukup logika yang berperan.
Kamu memilih pergi, maka hidupku tak boleh berhenti.
Dengan atau tanpamu aku pasti bisa.
Toh, sedari lahir juga kamu tak di sisiku,
lantas apakah dengan kepergianmu hidupku harus berhenti ?
Ah, tidak. Aku tidak sebodoh itu.
Meski aku tak memungkin, pergimu membawa separuh rasaku.
Aku rela, ia akan berganti dengan hati yang lain.
Aku akui, butuh waktu bagiku untuk kembali seperti yang dulu.
Tapi sekali lagi, logikaku harus berperan.
Mendung tak selalu mendatangkan hujan.
Dengan bismilah,
Allah akan menguatkan aku untuk tak berharap selain-Nya.

(Anha Hariana)

So, tunggu apalagi ? putuskan dengan move on atau kamu akan menyesal !!

Komentar

Postingan Populer