Review Buku "Abu Bakar Al Shiddiq Khalifah Pembawa Kebenaran"

       
      
Kali ini aku akan mereview buku yang membuat hatiku tersentuh dan terharu. Sosok pemimpin "kedua" setelah Rasulullah ini begitu sangat inspiratif. Dari buku ini kita bisa meneladani sosok yang sangat mulia dan memiliki keluhuran budi pekerti yang patut kita contoh sebagai seorang muslim/ muslimah. Buku ini aku baca secara offline melalui ipusnas beberapa waktu yang lalu dan sangat recomended untuk dibaca :)
Buku yang berjudul "Abu Bakar Al Shiddiq Khalifah Pembawa Kebenaran" merupakan salah satu serial kisah rasul dan para sahabat karya penulis berkebangsaan Mesir yaitu oleh Khalid Muhammad Khalid. Beliau lahir pada 15 Juni 1920 di sebuah desa di Provinsi Ash Sharqiyah, Mesir Utara. Khalid dikenal sebagai seorang guru dan intelektual muslim di Mesir yang melahirkan berbagai karya.
Bagian depan sampul buku ini didominasi warna hijau tua dengan campuran warna emas dan gambar unta khas arab yang semakin memperlihatkan nuansa keislaman dari buku ini. Isi buku tidak terlalu tebal yaitu terdiri dari 161 yang dibagi dalam 5 Bab. Tiap judul ditulis epik dan menarik sehingga pembaca akan semakin menikmati setiap halamannya. Gaya bahasa yang digunakan penulis pun lugas dan mudah dipahami oleh setiap orang. Meskipun tidak terlalu rinci dalam setiap pokok bahasannya, namun tidak mengurangi ketertarikan pembaca untuk menilik dan meneladani seorang Abu Bakar. Beberapa halaman juga dilengkap dengan footnote atau catatan kaki untuk menjelaskan istilah-istilah khusus yang kebanyakan berasal dari kata serapan bahasa arab seperti ukazh, Hilful Fudhul, dan beberapa kutipan dari hadist Al- Bukhari. Diakhir buku ini pun dilengkapi dengan indeks di bagian belakang buku.
Meskipun pembahasan dalam buku ini tidak terlalu terperinci, namun pembaca akan dibawa seakan-akan melihat dengan kepala sendiri siapakah sosok Abu Bakar baik sebelum pengutusan Muhammad sebagai Rasul sampai pada masa beliau sebagai pemimpin khalifah. Beliau adalah sosok yang percaya diri, kaya raya lagi dermawan, shaleh, zuhud dan qanaah. Kepercayaan diri dan keshalehannya dalam buku ini digambarkan sebagai laki-laki dewasa pertama yang mengimani ajaran tauhid Rasulullah tanpa adanya keraguan sedikitpun. Laki-laki pertama yang dengan gagah berani memperlihatkan dengan jelas dan terang tentang keislamannya ditengah masyarakat arab yang memusuhi bahkan menghina umat Islam. Padahal musuh-musuh islam tidak sedikit jumlahnya.      Meskipun begitu, beliau adalah sosok yang sabar lagi ikhlas dan berpegang teguh membela Islam agama Rahmatan lil alamin ini.
Dalam buku ini kita akan mengetahui bahwa ternyata Abu Bakar adalah sosok alim nan shaleh bahkan sebelum adanya pengutusan Nabi Muhammad sebagai Rasul. Beliau tunjukkan dengan perilaku zuhud dan tidak mengikuti kejahiliahan bangsa Arab pada saat itu. Tidak ikut menyembah berhala dan tetap berpegang teguh pada ajaran yang dibawa oleh Nabi Ibrahim AS. Abu Bakar adalah sosok sahabat sejati Nabi yang sangat dekat dengan beliau baik sebelum maupun sesudah Muhammad diutus menjadi seorang Rasul. Persahabatan mereka yang sejati itu diabadikan dalam peristiwa hijrahnya Rasulullah ke Madinah dikarenakan sudah tidak amannya kota Mekkah bagi pemeluk agama Islam. Abu Bakar adalah satu-satunya sahabat yang menemani Rasulullah untuk hijrah ke kota tersebut. Kesigapan sikapnya dalam melindungi Nabi Muhammad tidak diragukan lagi dan digambarkan dalam buku ini. Pada saat berada di Gua bersama Rasulullah, Abu Bakar melindunginya dari gigitan ular yang mana pada saat itu Rasulullah tengah tertidur pulas. Ular tersebut bahkan sampai mengigit kaki Abu Bakar, namun tanpa sedikitpun rasa takut menghampiri Abu Bakar demi melindungi sosok yang sangat dicintainya itu.
Sementara itu, pada masa kekhalifahannya pun, beliau sangat bijaksana dalam memutuskan suatu perkara dan sangat berpegang teguh hukum Islam. Meskipun pada saat itu perkara yang dihadapinya menyangkut putri sahabat tercintanya, siapa lagi kalau bukan Fatimah. Saat itu Fatimah menginginkan adanya warisan dari Rasulullah, namun Abu Bakar menolak karena setiap nabi tidak meninggalkan harta warisannya sedikitpun kepada keluarganya. Selain itu, kezuhudannya juga nampak pada perilaku beliau. Abu Bakar hanya meninggalkan warisan berupa seorang budak, seekor unta tua, dan selembar tikar seharga lima dirham. Namun, dibalik kezuhudan seorang Abu Bakar ada perjuangan luar biasa yang dapat diteladani yaitu semangatnya membela, memperluas, dan memperjuangkan agama Islam bahkan beliau mampu menguasai emperium terbesar di dunai yaitu Romawi dan Persia. Namun tidak sedikitpun terbesit kesombongan dari balik dada beliau yang agung.
Di balik itu semua, bagian yang menurut aku menarik adalah sifat lembut yang dimiliki oleh Abu Bakar. Beliau merupakan sosok yang sensitif, lembut lagi penyayang. Semasa beliau hidup hingga telah menjadi pemimpin khalifah, kebiasaannya sebagai "pemerah susu" bagi janda-janda dan "pemasak daging" bagi anak-anak yatim tetap beliau lakukan dan selalu istiqomah. Bisa dibayangkan bagaimana tingginya kehormatan dan keluhuran akhlak beliau sebagai pemimpin. Masih dapatkah kita melihat figur pemimpin seperti beliau ? sungguh ironis sekali dengan yang terjadi saat ini. Pemimpin selalu berada di atas dan senang mendahulukan kepentingan pribadi. Jangankan sebagai "pelayan" masyarakat, yang ada mereka justru "dilayani" bahkan "dilindungi" oleh body guard yang jumlahnya puluhan hanya untuk melindungi 1 orang saja. Seandainya pemimpin saat ini dapat sedikit saja meneladani perilaku akhlak beliau yang zuhud dan qanaah. Pastinya tidak akan ada yang namanya tindak pidana korupsi yang merongrong negara subur kita, Indonesia. Hukum seakan tumpul di atas, namun tajam di bawah. Bagaimana ? tertarik membaca buku ini ?

Komentar

Postingan Populer